Kamis, 15 Desember 2011

Mengenali Bahasa Tubuh Kebohongan Pasangan Anda

Siapa yang suka dibohongi. Tidak saya, Anda ataupun pasangan Anda. Meski begitu, setiap orang pasti pernah berbohong, entah itu kebohongan besar atau kecil. Bohong untuk kebaikan ataupun untuk menutupi kesalahan.

Anda pun pernah berbohong pada pasangan. Mulai dari bohong sepele seperti, ”Potongan rambutmu terlihat bagus banget sayang...” atau ”Otot perutmu bahkan lebih kencang dari Brad Pitt lho,” atau bohong yang lebih serius, ”Tidak, sayang, aku tidak membuka kartu kredit lagi,”. Namun, dalam hidup berpasangan kebohongan sepele pun bisa menghancurkan hubungan Anda. Jika Anda bisa berbohong, begitu juga pasangan Anda.

Mengapa Orang Berbohong ?
Banyak yang mengatakan saran ampuh mempertahankan hubungan adalah komunikasi lancar. Tentunya komunikasi yang jujur. Tapi mengapa orang takut berkata jujur?

Orang berbohong karena mereka merasa tidak nyaman jika mengatakan kebenaran, demikian tutur Dr. Jackie Black, pakar hubungan juga pengarang buku Meeting Your Match: Cracking The Code to Successful Relationship dari Amerika Serikat. Bukan ketakutan atas perilaku kasar namun ketika Anda menjalin sebuah hubungan dan Anda takut pasangan Anda tidak setuju atas sesuatu yang Anda lakukan, maka lebih mudah untuk menutupinya. Begitu juga yang dirasakan pasangan Anda.

Urusan pasangan Anda tahu atau tidak kalau Anda berbohong, biarkan menjadi urusannya. Tapi jika ia berbohong, Anda setidaknya harus bisa mengenalinya. Tidak perlu mesin polygraph a la Meet The Parents untuk mendeteksi kebohongannya! Ada tanda-tanda yang bisa Anda kenali jika pasangan berbohong. “Laki-laki jika berbohong dia akan menjadi tidak setegas biasanya. Apalagi jika menghadapi pertanyaan langsung, mereka akan mengelak atau menjawab ’tidak tahu’,” demikian tutur Dr. Jackie. Memaksa mereka untuk jujur pun sia-sia, karena mereka bisa saja menutup pembicaraan dan pergi.

Menguraikan Bahasa Tubuh
Dalam banyak situasi kebohongan, seringkali mulut tidak kompromi dengan anggota tubuh lainnya. Kata-kata yang keluar terdengar meyakinkan, namun anggota tubuh lainnya mengirim sinyal yang berbeda. Berikut enam indikasi lewat bahasa tubuh yang paling sering terlihat ketika seseorang berbohong.

1.      Menutupi mulut ketika berbicara.
Bahasa tubuh ini terlihat seakan-akan mereka ingin meminimalisasikan orang-orang yang mendengar kebohongan mereka. Menutup mulut di sini benar-benar menutup mulut dengan satu tangan atau pun hanya satu jari.

2.      Menggaruk-garuk / menyentuh hidung.
Sebuah penelitian mengungkapkan berbohong menyebabkan jaringan sel di daerah hidung membesar, sehingga terasa gatal. Atau dengan kata lain, sebuah sentuhan atau garuk kecil di hidung bisa jadi tanda-tanda dia berbohong.

3.       Menggaruk mata.
Ketika seseorang berbohong, secara insting ia akan membuang tatapannya. Namun, karena sikap ini sangat menyatakan ’kebohongan’, banyak orang yang memilih untuk menggaruk mata sekilas.

4.      Menggaruk belakang telinga atau daun telinga.
Sama halnya dengan bahasa tubuh menggaruk mata atau hidung. Anda melihat seseorang merasa tidak nyaman karena mereka baru saja berbohong.

5.      Meraba leher.
Sebuah penelitian mengungkapkan berbohong dapat menyebabkan rasa geli di kulit leher sehingga ada kecenderungan seseorang menarik kerah atau memperbaiki kerah baju mereka (meskipun tidak ada yang salah dengan kerahnya).
Perilaku ini mengisyaratkan bahwa si pembicara merasa tidak nyaman dengan apa yang ia utarakan.

6.      Menggelengkan kepala sementara mulut mengiyakan.
Jika pasangan berkata, ”Ya, aku pulang telat karena ada tugas susulan yang harus diselesaikan,” sambil menganggukkan kepalanya, maka dia memang bekerja lembur.
 Namun, sebaliknya, jika ia mengatakan hal yang sama namun gerakan kepala yang menggeleng atau menghindari Anda, hmm..coba tanyakan lebih lanjut kepadanya.


Menghentikan Kebiasaan Berbohong
Agar hubungan Anda dan pasangan tetap harmonis dan menghentikan kebiasaan berbohong, Dr. Jackie Black mengatakan ada 3 pilar yang dibutuhkan.

1.      Sikap hormat dan itikad baik.
2.      Sikap menghargai pasangan seperti Anda menghargai diri Anda
3.      Menciptakan suasana nyaman dengan memimalisasikan pikiran negatif diantara Anda berdua

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More