Supaya Allah mengubah jodoh Anda (atau pun takdir Anda lainnya), Anda perlu berusaha dan berdoa. (Lihat artikel “Karena sudah ditakdirkan, perlukah mencari jodoh? ”.) Lantas, bagaimana konsep mencari jodoh secara islami?
Pada garis besarnya, sesuai dengan kaidah-kaidah ushul fiqih, ada dua bagian pada konsep-konsep mencari jodoh secara islami.
Pertama, dalam hal-hal yang berkenaan dengan aqidah dan ibadah mahdhoh (hubungan dengan Tuhan), yang islami adalah yang ada tuntunannya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, yang tidak ada tuntunannya tidaklah islami.
Karena itu, diantara cara mencari jodoh yang tergolong islami adalah doa istikharah (sesuai tuntunan Rasulullah saw.).
Sedangkan yang tidak islami: mengikuti ramalan bintang, mengikuti ramalan paranormal, melakukan “istikharah” yang tergolong bid’ah, dsb. (Lihat M Shodiq Mustika dkk, Istikharah Cinta (Jakarta: Qultum Media, 2007), terutama bab “Cara Istikharah Menurut Sunnah Rasulullah”.)
Kedua, dalam hal-hal yang berkenaan dengan muamalah (hubungan dengan manusia), yang islami adalah yang tidak ada larangannya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, yang ada dalil larangannya tidaklah islami.
Karena itu, diantara cara mencari jodoh yang tergolong islami adalah “gaul gaya rasul” (seluas-luasnya dan seakrab-akrabnya dengan lawan-jenis seperti Rasulullah), “pacaran islami” ala Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ala Abu Syuqqah, ala aktivis Tarbiyah, ala Aisha Chuang, dan sebagainya. (Keberadaan sebagian aktivis dakwah yang mengharamkan pacaran, dengan mengatakan bahwa “dalam syariat Islam tidak ada pacaran”, menunjukkan bahwa mereka belum memahami kaidah ushul fiqih dan karakteristik hukum Islam.)
Sedangkan yang tidak islami adalah yang mendekati zina, melakukan zina, atau pun yang melakukan perbuatan terlarang lainnya (bahkan walaupun dilakukan oleh aktivis dakwah yang mengatasnamakan taaruf).
0 komentar:
Posting Komentar